Kamis, 17 Desember 2009

गदिस Enau



Naw Gadis adalah suatu tempat di desa Lumpatan yang mana terdapat pusaran air yang besar (Ulak ) dan terdapat batang naw (aren). Di lokasi ini konon sering terlihat oleh masyarakat Lumpatan, sesosok gadis cantik dan anggun yang berjalan di atas air dan juga sering terlihat sedang duduk di atas pohon naw (aren). Sehingga lokasi ini disebut ulak naw gadis.

Berikut ini ceritanya :

Pada zaman dahulu di desa Lumpatan terdapatlah pusaran air yang deras, yang diiringi suara gemericik air yang sangat jelas. Lokasi tersebut diperindah dengan adanya pohon naw (aren) yang hidup ditepian sungai dekat ulak tersebut. Keadaan daerah tersebut sangat sunyi dan jauh dari keramaian masyarakat desa Lumpatan, dan dengan suasana yang masih sangat alami. Dibalik kesunyiannya, terdapatlah sebuah keluarga yang sederhana di tempat tinggal di daerah tersebut. Mereka hidup cukup miskin yang pekerjaan sehari-harinya sebagai nelayan dan berternak. Keluarga


tersebut mempunyai dua orang anak laki-laki dan satu orang anak perempuan yang sangat cantik. Masyarakat desa Lumpatan takjub akan kecantikan gadis ini, selain cantik ia juga sangat sopan, lugu dan baik hati. Banyak pemuda desa Lumpatan yang ingin menjadi suami gadis tersebut. Akan tetapi mereka tidak mengetahui tempat tinggal gadis tersebut. Gadis tersebut hanya sering terlihat ketika ia bepergian ke desa Lumpatan.

Salah satu pemuda yang suka pada gadis itu adalah Amin (nama
samaran) yang mana pemuda terkaya di desa Lumpatan, pemuda tersebut hidup
dengan serba kenyamanan, kemewahan dan lain daripada yang lain. Akan tetapi
pemuda tersebut adalah pemuda yang nakal, pekerjaannya selalu memeras rakyat miskin. Dan sering memperkosa perempuan yang ada di desa Lumpatan atau zaman dahulu sering disebut sapu jagat. Amin rela melakukan apa saja untuk menemui keinginannya. Orang tuanya pun juga mendukung semua yang dipinta Amin. Amin membayar sejumlah orang untuk menyelidiki tempat tinggal gadis tersebut.
Beberapa hari kemudian sang gadis pun pergi ke desa sambil membawa buah dan sayur hasilnya bertani dengan maksud untuk ditukar dengan barang yang lain. Setelah sampai ke desa Lumpatan dia melihat keluarga miskin yang disiksa seorang pemuda dengan anak buahnya. Dan dia pun bertanya, kepada seorang ibu. “Bu apa salah keluarga itu kok disiksa.” Ibu itu pun menjawab : Oh’ dia dililit utang sama bapak pemuda itu, jadi dia disiksa, setiap orang disini yang punya utang tapi tidak membayar tepat waktu mereka dia akan disiksa. “Oh jadi begitu ya bu.” Bu aku permisi pulang dulu ya.
Gadis itu akhirnya pulang ke rumahnya, saat di perjalanan dia tidak menyadari bahwa dia sedang diikuti sekelompok orang yang disuruh Amin untuk menyelidiki tempat tinggalnya. Sejak beberapa lama, kemudian gadis itu pun sampai di rumahnya. Dengan membawa barang-barang kebutuhan dan hasil pangan yang ditukarnya dengan penduduk desa yang lain. Sejumlah orang yang disuruh Amin pun pulang setelah mengetahui keberadaan rumah gadis tersebut. Dan langsung memberi tahu Amin dan keluarganya. Amin dan keluarganya sangat senang setelah tahu dengn keberadaan gadis itu dan berencana untuk melamar sang gadis esok harinya. Keesokkan harinyan datanglah Amin sekeluarga beserta rombongan ke tempat sang gadis. Keluarga Amin langsung mengantarkan masuk dan tujuannya yaitu untuk melihat sang gadis. Orang tua Amin berjanji kalau lamarannya diterima dia akan membahagiakan sang gadis. Dan mengangkat orangtua gadis menjadi ornag yang lebih terhormat. Setelah mendengar janji dari orangtua Amin orangtua gadis itupun setuju untuk menikahkan anak gadisnya dengan Amin. Akan tetapi sang gadis tidak mencintai Amin. Dan dia juga mengetahui bahwa Amin merupakan pemuda nakal yang senang menindas rakyat miskin. Sang gadis pun menceritakan alasannya tidak menerima Amin sebagai suaminya, akan tetapi kedua orangtuanya tidak peduli dan memaksa sang gadis untuk menikahi Amin. Dan kedua orangtuanya berkata lalu ia menikah dengan Amin. Maka kehidupan ia akan senang dan lebih terhormat. Dan orang tuanya mengatakan kalau pernikahannya akan dilaksanakan bulan depan. Sang gadis pun sangat sedih. Tetapi setiap hari dia selalu bermurung diri di dekat Ulak dan Batang enau yang berada tidak jauh dari mahalnya sang gadis lalu menceritakan masalah yang ia hadapi kepada ulak dan sebatang pohon enau tersebut.
Sebulan kemudian tibalah hari dimana pernikahan Amin dan sang gadis akan dilaksanakan. Semua tamu telah datang ke rumah keluarga Amin. Selain itu semua orang siap menyambut kedatangan pengantin, dan kedua orangtuanya. Amin dan kedua orangtua nya, serta diikuti rombongan (menda) pergi menjemput pengantin wanita akan tetapi setelah sempat disana gadis tidak mau menikah dengan Amin. Karena ia tidak mencintai Amin. Karena kecewa dengan Gadis, Amin dan rombongannya memaksa Gadis untuk ikut dengan mereka. Karena ketakutan gadis pun berlari dan mencoba menghindar dari Amin dan rombongannya. Amin dan rombongannya berhasil menemukan sang gadis yang kebingungan karena menemui jalan buntu. Sang Gadispun terus menghindar, dan saat itu juga terlintas dipikirannya untuk menuju ke tempat dimana tempat ia sering termenung. Setelah sampai di sana, gadis pun dengan rileks memanjat / pohon enau yang dibawanya terdapat pusaran air yang deras (ulak). Dengan masuk untuk mengakhiri hidupnya dengan meloncat ke pusaran air tersebut. Sebelum ia melompat ia berkata bahwa lebih baik dia mati daripada harus menikah dengan orang yang ia cintai. Dan sang gadis sempat mengeluarkan pepatah.

“Berbuah kau kisik”
Tidak berbuah labu parang”
Jika betuah aku balek”
Dak betuah hilang di jalan”

Setelah mengungkapkan kata-kata itu gadis pun langsung melompat ke Ulak tersebut, secara tiba-tiba turunlah hujan yang sangat deras ditengah teriknya matahari atau hujan panas. Amin dan rombongannya harus mencari gadis itu akan tetapi tetap tidak menemukannya. Semua orang mengatakan bahwa gadis itu telah meninggal karena diseret oleh arus air sungai yang deras. Orangtua Amin dan kedua orangtua gadis menyesal, karena mereka akhirnya sang gadis nekat melompat ke sungai.
Sebulan kemudian, di desa Lumpatan turunlah hujan panas yang sama dengan waktu sang gadis melompat ke ulak pada hari itu ada seorang pemuda yang bernama Ibrahim sedang memegang ikan disekitar Ulak tersebut, tiba-tiba ia melihat sesosok gadis cantik yang sangat sempurna berjalan di atas permukaan air dekat Ulak, gadis tersebut memiliki rambut yang terkulai sampai kedua mata kakinya. Gadis tersebut seolah-olah memanggil dan mengajak Ibrahim untuk ikut dengannya. Karena ketakutan Ibrahim langsung berlari ke tempat pemukiman penduduk dan berteriak minta tolong. Semua masyarakat desa mengerumuni Ibrahim, Ibrahim pun menceritakan kejadian tersebut kepada penduduk desa. Semua orang berbondong-bondong pergi ke daerah Ulak tersebut. Akan tetapi mereka tidak melihat apa-apa. Anehnya setelah mengalami kejadian tersebut Ibrahim sakit-sakitan. Dan semakin hari penyakit tersebut semakin parah. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengobati Ibrahim, dia berada di alam yang berbeda dan sedang berjalan dengan seorang gadis cantik, dan katanya nyawa Ibrahim tak dapat diselamatkan lagi. Beberapa hari kemudian, Ibrahim pergi menghadap Rahmatullah.
Orang setempat yakin bahwa sesosok gadis cantik yang dilihat Ibrahim adalah arwah sang gadis yang telah menjadi keramat di sekitar daerah Ulak tersebut.
Sebulan kemudian, hal yang sama dialami oleh seorang petani yang berladang di daerah tersebut, saking asyiknya bekerja ia pun lupa kalau hari sudah mulai masuk malam. Dia pun segera pulang yang mana jalan menuju rumahnya terletak tepat di sekitar daerah Ulak tersebut. Petani tersebut tidak merasa takut, karena dia menanggap apa yang diceritakan Ibrahim sebelumnya itu tidak benar. beberapa lama kemudian diapun tiba di lokasi Ulak dimana sering terlihat sesosok gadis cantik, dengan suara lantang dia berkata, “ kalau memang ada gadis yang cantik akan ku jadikan istri keduaku. Setelah dia mengucapkan kata-kata itu tiba-tiba dia melihat gadis cantik tersebut sedang duduk santai di sebelah daun naw dekat Ulak tersebut, gadis tersebut sangat menawan, dengan rambut lurus panjang dan warna kulit keputih kekuning-kuningan. Gadis tersebut memandang petani tersebut dengan penuh kelembutan dan sambil berbicara,kemarilah………

Family

Family
"Curup"